Senin 29 November 2021, Jam 13.00 WIB. Dalam mencapai target 50 juta masyarakat Indonesia untuk mendapatkan Literasi di bidang Digital hingga 2024 oleh Presiden Jokowi, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung.
Update Terakhir 25 Mar 2022 Jumlah Kasus Penyakit Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Penyakit di Provinsi Sumatera Utara, 2021 Kabupaten/Kota Malaria Suspek TB Paru Pneumonia Balita Kusta Tetanus Campak Suspek Diare Demam Berdarah Dengue DBD HIV AIDS IMS STD Kasus Baru Kasus Kumulatif Kasus Baru Kasus Kumulatif Kabupaten 01 N i a s 846 57 0 0 0 0 271 59 8 - 12 25 - 02 Mandailing Natal 2 121 900 19 6 0 0 4 655 4 9 - 0 31 - 03 Tapanuli Selatan 585 658 0 6 0 0 6 469 10 9 - 5 13 - 04 Tapanuli Tengah 496 481 2 5 0 0 1 498 19 29 - 0 1 - 05 Tapanuli Utara 0 605 13 0 0 0 3 450 30 25 - 0 0 - 06 Toba 70 252 49 0 0 0 2 944 39 38 - 79 500 - 07 Labuhanbatu 563 763 4 8 0 0 236 85 46 - 33 60 - 08 A s a h a n 1 065 441 3 8 0 0 4 610 103 80 - 11 12 - 09 Simalungun 0 1 298 255 5 0 0 5 307 176 32 - 35 49 - 10 D a i r i 0 488 0 1 0 0 888 173 24 - 0 0 - 11 K a r o 19 565 0 0 0 0 6 271 113 46 - 51 382 - 12 Deli Serdang 186 1 698 3 763 4 0 11 32 158 974 143 - 49 93 - 13 L a n g k a t 655 660 542 4 0 14 5 855 200 23 - 23 50 - 14 Nias Selatan 24 167 1 0 0 0 966 18 0 - 0 0 - 15 Humbang Hasundutan 0 367 0 1 0 0 4 266 11 8 - 2 2 - 16 Pakpak Bharat 0 113 5 5 0 0 1 517 47 3 - 0 0 - 17 Samosir 0 131 20 0 0 0 2 738 25 4 - 0 0 - 18 Serdang Bedagai 2 679 600 15 7 0 0 3 068 26 30 - 32 164 - 19 Batu Bara 2 977 448 69 13 0 0 68 42 35 - 0 34 - 20 Padang Lawas Utara 0 281 6 3 0 0 2 404 14 6 - 1 6 - 21 Padang Lawas 0 464 45 8 0 0 5 063 33 6 - 6 9 - 22 Labuhanbatu Selatan 0 292 0 14 0 0 2 422 14 0 - 0 0 - 23 Labuhanbatu Utara 2 447 485 6 6 0 0 4 599 59 8 - 2 6 - 24 Nias Utara 79 156 0 0 0 0 194 19 0 - 0 0 - 25 Nias Barat 423 207 0 0 0 0 91 12 0 - 0 0 - Kota 71 S i b o l g a 8 295 4 6 0 9 962 31 42 - 0 0 - 72 Tanjungbalai 0 500 21 0 0 0 4 244 45 27 - 0 0 - 73 Pematangsiantar 0 440 70 0 0 0 441 65 45 - 18 219 - 74 Tebing Tinggi 0 215 114 3 0 0 1 196 42 1 - 28 96 - 75 M e d a n 0 2 430 272 16 0 0 21 575 441 322 - 274 934 - 76 B i n j a i 0 354 32 2 0 0 707 116 29 - 6 6 - 77 Padangsidimpuan 0 359 0 0 0 12 1 098 21 6 - 0 24 - 78 Gunungsitoli 487 133 0 0 0 0 440 152 7 - 5 13 - Sumatera Utara 15 730 17 303 5 330 131 0 162 132 671 3 218 1 091 - 672 2 729 - Sumber Dinas Kesehatan Provinsi sumatera Utara Homepage/ Kementerian LITERASI DIGITAL KABUPATEN SIMALUNGUN - PROVINSI SUMATERA UTARA. Follow Us; November 23, 2021 November 23, 2021 by redaksi mediapost. LITERASI DIGITAL KABUPATEN SIMALUNGUN - PROVINSI SUMATERA UTARA. redaksi mediapost-Kementerian-1 views. Senin, 21 November 2021, Jam 13.00 WIB.
Sektor Pertanian merupakan sektor dengan kontribusi terbesar dalam Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kabupaten Simalungun. Namun pengembangan komoditas di sektor pertanian dinilai belum sepenuhnya berbasis pada komoditas basis dan tingkat pertumbuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis komoditas unggulan dan komoditas potensial sektor pertanian dalam arti luas. Penelitian dilakukan di Kabupaten Simalungun, pada bulan Maret-Agustus 2019. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data produksi masing-masing komoditas pertanian tahun 2008-2017 diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun, Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun, dan Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. Data produksi dianalisis dengan Location Quotient LQ dan tipologi Klassen. Pangsa Sektor Pertanian dalam PDRB Kabupaten Simalungun tahun 2008-2017 adalah rata-rata sebesar 49,53%. Berdasarkan hasil analisis data produksi, dalam kurun waktu 2008-2017, komoditas unggulan Kabupaten Simalungun kombinasi nilai LQ>1, tumbuh cepat adalah ubi jalar tanaman pangan; kentang, kubis, buncis, bayam, mangga, dan pisang hortikultura; kelapa sawit, kopi arabika, kakao, dan cengkeh perkebunan rakyat; kerbau peternakan; dan kegiatan perikanan budidaya. Sementara komoditas potensial nilai LQ>1, tumbuh lambat adalah padi ladang, jagung, dan ubi kayu tanaman pangan; bawang merah hortikultura; kopi robusta, pinang, aren, dan vanili perkebunan rakyat; sapi, babi, dan ayam kampung peternakan. Komoditas basis namun relatif tertinggal adalah kacang tanah. Sementara, komoditas nonbasis namun tergolong berkembang cepat adalah nangka, manggis, sawo, durian, pepaya, nenas, petsai, terung, cabai, tomat, karet, wortel, kacang panjang, dan kayu manis. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Agro Bali Agricultural Journal e-ISSN 2655-853X Vol. 4 No. 1 51-62, March 2021 DOI 51 Komoditas Unggulan dan Potensial Sektor Pertanian Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara The Leading and Potential Commodity of Agriculture Sector in Simalungun Regency, North Sumatra Province Jef Rudiantho Saragih1, Alvera Siburian2, Ummu Harmain1, Tioner Purba3 1Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Simalungun - Pematangsiantar 2Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun 3Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Simalungun - Pematangsiantar Email korespondensi saragihjef Abstract. Agriculture sector is the sector with the largest contribution in Gross Domestic Product GDP Simalungun Regency. However, commodity development in the agricultural sector is considered not yet based on the commodity base and its growth. This research aims to identify and analyze the leading commodities and potential commodities of the agricultural sector. The research was conducted in Simalungun Regency, in March until August 2019. This study used secondary data, namely production data of each agricultural commodity in 2008-2017. The data obtained from the Agriculture Office of Simalungun Regency, Simalungun Regency Statistic Agency, and Statistic Agency of North Sumatra Province. Production data is analyzed with Location Quotient LQ and Klassen typology. Contribution of the agriculture sector in GDP of Simalungun Regency in 2008-2017 is an average of Based on production data analysis, in the period 2008-2017, the leading commodities of Simalungun Regency a combination of LQ>1, fast growing are sweet potatoes food crops; potatoes, beans, cabbage, spinach, mango, and bananas horticulture; palm oil, arabica coffee, cocoa, and cloves plantations; buffalo farm; and aquaculture fishery activities. Potential commodities LQ>1, slow growth are dry land paddy, maize, and cassava food crops; onion horticulture; robusta coffee, areca nut, and vanilla plantation; cow, pig, and native chicken farms. The base commodity but relatively undeveloped is peanut. Meanwhile, non-base but fast-growing commodities are jackfruit, mangosteen, mustard, durian, papaya, pineapple, petsai, eggplant, chili, tomato, rubber, carrot, beans, and cinnamon. Keywords leading commodity, potential commodity, LQ, agriculture, Klassen tipology, Simalungun Abstrak. Sektor Pertanian merupakan sektor dengan kontribusi terbesar dalam Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kabupaten Simalungun. Namun pengembangan komoditas di sektor pertanian dinilai belum sepenuhnya berbasis pada komoditas basis dan tingkat pertumbuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis komoditas unggulan dan komoditas potensial sektor pertanian dalam arti luas. Penelitian dilakukan di Kabupaten Simalungun, pada bulan Maret-Agustus 2019. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data produksi masing-masing komoditas pertanian tahun 2008-2017 diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun, Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun, dan Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. Data produksi dianalisis dengan Location Quotient LQ dan tipologi Klassen. Pangsa Sektor Pertanian dalam PDRB Kabupaten Simalungun tahun 2008-2017 adalah rata-rata sebesar 49,53%. Berdasarkan hasil analisis data produksi, dalam kurun waktu 2008-2017, komoditas unggulan Kabupaten Simalungun kombinasi nilai LQ>1, tumbuh cepat adalah ubi jalar tanaman pangan; kentang, kubis, buncis, bayam, mangga, dan pisang hortikultura; kelapa sawit, kopi arabika, kakao, dan cengkeh perkebunan rakyat; kerbau peternakan; dan kegiatan perikanan budidaya. Sementara komoditas potensial nilai LQ>1, tumbuh lambat adalah padi ladang, jagung, dan ubi kayu tanaman pangan; bawang merah hortikultura; kopi robusta, pinang, aren, dan vanili perkebunan rakyat; sapi, babi, dan ayam kampung peternakan. Komoditas basis namun relatif tertinggal adalah kacang tanah. Sementara, komoditas nonbasis namun tergolong berkembang cepat adalah nangka, manggis, sawo, durian, pepaya, nenas, petsai, terung, cabai, tomat, karet, wortel, kacang panjang, dan kayu manis. Kata kunci komoditas unggulan, komoditas potensial, LQ, pertanian, tipologi Klassen, Simalungun Agro Bali Agricultural Journal e-ISSN 2655-853X Vol. 4 No. 1 51-62, March 2021 DOI 52 PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi wilayah dilandasi oleh potensi lokal sebagai pendorong kegiatan ekonomi produktif. Prioritas pembangunan wilayah, dengan demikian, sebaiknya didasarkan pada potensi wilayah. Pembangunan wilayah erat kaitannya dengan teori basis ekonomi, dimana penggerak pertumbuhan ekonomi wilayah adalah sektor atau kegiatan atau komoditas basis di wilayah tersebut. Oleh karena itu, identifikasi sektor atau komoditas basis, yaitu komoditas yang memiliki surplus sehingga dapat diekspor ke luar wilayah, merupakan salah satu strategi untuk menentukan prioritas komoditas yang dikembangkan di suatu wilayah. Kabupaten Simalungun memiliki potensi sumber daya alam dan sumberdaya manusia yang relatif baik dibandingkan dengan wilayah lain. Potensi sumber daya alam tersebut menjadikan sektor pertanian Kabupaten Simalungun menjadi sektor utama penopang perekonomian wilayah. Pangsa sektor pertanian dalam PDRB Kabupaten Simalungun tahun 2018 mencapai 49,53%. Sektor basis merupakan sektor yang menjual produknya ke luar wilayah atau kegiatan yang mendatangkan uang dari luar wilayah Irmawati, 2015. Seluruh sektor ekonomi diharapkan dapat berkembang dan mendorong sektor ekonomi lainnya. Perencana pembangunan harus mempertahankan sektor unggulan sehingga perekonomian daerah dapat dikembangkan Prawoto, 2010. Menurut Susilawati et al. 2016, penentuan komoditas unggulan dilakukan sebagai upaya untuk memanfaatkan potensi daerah sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi suatu wilayah. Lapangan usaha pertanian merupakan penggerak utama dalam bidang agribisnis di Kabupaten Simalungun. Lapangan usaha pertanian masih dominan dalam Produk Domestik Regional Bruto PDRB di Kabupaten Simalungun, dengan pangsa rata-rata tahun 2008-2017 sebesar 49,53%. Pada periode yang sama, tanaman perkebunan merupakan penyumbang terbesar dalam lapangan usaha pertanian yaitu 59,48%, diikuti oleh tanaman pangan, tanaman hortikultura dan peternakan yaitu berturut-turut sebesar 21,22%, 9,75%, dan 4,98%. Sementara itu, penduduk yang bekerja di Kabupaten Simalungun pada Agustus 2019 sebanyak orang. Sebagian besar penduduk bekerja pada lapangan usaha pertanian yakni sebesar 45,30 persen disusul sektor jasa 38,00 persen dan sektor manufaktur 16,70 persen Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun, 2020. Oleh sebab itu, peningkatan pembangunan pada lapangan usaha pertanian akan meningkatkan pendapatan sebagian besar penduduk Kabupaten Simalungun. PDRB merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah pada waktu tertentu. Sementara itu, melalui data produksi dapat diketahui gambaran umum produksi di Kabupaten Simalungun untuk dibandingkan dengan produksi komoditas pertanian pada tingkat Provinsi Sumatera Utara. Data produksi tingkat kabupaten dan provinsi akan digunakan dalam perhitungan nilai Location Quotient LQ, untuk mengidentifikasi komoditas basis dan nonbasis. Pendekatan LQ memiliki dua kelebihan yaitu 1 memperhitungkan ekspor, baik secara langsung maupun tidak lansung barang antara, dan metode ini tidak mahal dan dapat diterapkan pada data kabupaten untuk mengetahui kecenderungan perkembangan berbagai sektor. Kelebihan kedua adalah LQ menarik apabila dilakukan dalam bentuk time-series, artinya dianalisis selama kurun waktu tertentu. Metode LQ dalam kajian empiris digunakan secara luas untuk identifikasi sektor atau komoditas unggulan di Indonesia. Metode LQ biasanya dikombinasikan dengan analisis tipologi Klassen, analisis Shift-share, indeks spesialisasi wilayah, dan metode lain yang relevan. Kajian-kajian empiris dimaksud antara lain mengenai potensi ekonomi Sektor Pertanian dan Pariwisata di Provinsi Bali Yuendini et al., 2019, arahan pengembangan tanaman pangan di Provinsi Papua Keratorop et al., 2016, sektor ekonomi unggulan di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi Kurniawan, 2016, sektor perekonomian basis di Kabupaten Agro Bali Agricultural Journal e-ISSN 2655-853X Vol. 4 No. 1 51-62, March 2021 DOI 53 Bogor Setiyawan, 2019, menentukan sektor unggulan di Kabupaten Cilacap Rusdarti & Fafurida, 2016, dan komoditas unggulan tanaman pangan di Kabupaten Bantul Mulyono & Munibah, 2016. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis komoditas unggulan dan komoditas potensial sektor pertanian di Kabupaten Simalungun. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Simalungun pada bulan Maret-Agustus 2019. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun, Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun, dan Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. Data yang digunakan adalah Produk Domestik Regional Bruto PDRB untuk menentukan pangsa masing-masing lapangan usaha dalam PDRB. Data jumlah produksi digunakan untuk menghitung nilai LQ dan tingkat pertumbuhan masing-masing komoditas dalam lapangan usaha pertanian. Data time-series digunakan selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir yaitu tahun 2008-2017. Komoditas dalam lapangan usaha pertanian yang digunakan dalam penelitian terdiri dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan. Metode Analisis Data Untuk menentukan komoditas termasuk basis atau nonbasis maka digunakan analisis LQ yaitu suatu perbandingan tentang besarnya peran suatu lapangan usaha di kabupaten dalam peran suatu lapangan usaha di provinsi. Dalam penelitian ini, peran yang dimaksud didekati dari jumlah produksi masing-masing komoditas di Kabupaten Simalungun dibandingkan dengan komoditas yang sama di tingkat Provinsi Sumatera Utara. Rumus LQ yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut dimodifikasi dari Daryanto dan Hafizrianda, 2010; Saragih, 2018a LQ =PKKiPKKt⁄PKPiPKPt⁄dimana PKKi adalah produksi komoditas ke-i sektor pertanian di Kabupaten Simalungun, PKKt adalah total produksi sektor pertanian di Kabupaten Simalungun, PKPi adalah produksi komoditas ke-i sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara, dan PKPt adalah total produksi sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara. Kriteria nilai LQ adalah a LQ>1 berarti komoditas tersebut menjadi basis, produksi tidak hanya memenuhi kebutuhan di wilayah bersangkutan akan tetapi memiliki surplus yang dapat diekspor ke luar wilayah; b LQ1 dan komoditas yang berada pada kuadran 1 maju dan tumbuh cepat disebut sebagai komoditas unggulan, sementara kombinasi nilai LQ>1 dan komoditas yang berada pada kuadran 2 maju dan tumbuh lambat disebut sebagai komoditas potensial. Agro Bali Agricultural Journal e-ISSN 2655-853X Vol. 4 No. 1 51-62, March 2021 DOI 54 Tabel 1. Pertumbuhan Produksi Komoditas Berdasarkan Tipologi Klassen Komoditas maju dan tumbuh cepat kuadran 1 Komoditas berkembang cepat kuadran 3 Komoditas maju dan tumbuh lambat kuadran 2 Komoditas relatif tertinggal Keterangan yi adalah produksi komoditas ke-i di Kabupaten Simalungun, yt adalah produksi komoditas ke-i di Provinsi Sumatera Utara, ri adalah pertumbuhan produksi komoditas ke-i di Kabupaten Simalungun, dan rt adalah pertumbuhan produksi komoditas ke-i di Provinsi Sumatera Utara. HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan struktur ekonomi ditandai dengan adanya perubahan persentase sumbangan berbagai lapangan usaha dalam perekonomian wilayah. Tabel 2 menunjukkan distribusi PDRB Kabupaten Simalungun tahun 2010-2017. Pada periode tersebut, kontribusi lapangan usaha pertanian berada pada posisi pertama dengan rata-rata 54,35%. Lapangan usaha lain yang memberikan kontribusi yang cukup besar adalah perdagangan besar dan eceran reparasi mobil dan sepeda motor 14,03%, industri pengolahan 11,84%, konstruksi 8,61%, dan real estate 2,74%. Gambaran transformasi struktur perekonomian wilayah Kabupaten Simalungun adalah sebagai berikut. Pangsa sektor pertanian mengalami penurunan pada tahun 2008-2017 dengan pertumbuhan -2,22% per tahun. Pada sisi lain, pangsa sektor industri pengolahan mengalami peningkatan yang sangat rendah sebesar 0,44%. Pangsa sektor pertanian yang masih sangat besar dengan penurunan pertumbuhan pangsa yang masih relatif kecil, sementara peningkatan pangsa industri pengolahan yang masih sekitar 14% dan peningkatan pangsa yang sangat kecil 0,44%; maka dapat dikatakan bahwa wilayah Kabupaten Simalungun masih dominan berciri primer berbasis sumber daya alam. Dengan kata lain, struktur perekonomian wilayah Kabupaten Simalungun belum sepenuhnya bertransformasi beralih dari sektor pertanian ke sektor industri pengolahan. Dominasi sektor pertanian dalam PDRB Kabupaten Simalungun berbeda dengan Kabupaten Deli Serdang. Sari dan Bangun 2019 menyatakan bahwa angka persentase kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Deli Serdang memiliki kecen-derungan yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013-2017, kontribusi sektor pertanian dengan rata-rata sebesar 11,42% menempati urutan yang keempat setelah sektor industri pengolahan, konstruksi dan pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang. Nilai LQ Kombinasi LQ dan tipologi Klassen digunakan untuk menentukan komoditas unggulan dan komoditas potensial. Kombinasi LQ>1 basis dan kuadran 1 tumbuh cepat disebut sebagai komoditas unggulan, sementara LQ>1 basis dan kuadran 2 tumbuh lambat disebut sebagai komoditas potensial. Nilai LQ untuk seluruh komoditas pada Sektor Pertanian di Kabupaten Simalungun tahun 2008-2017, disajikan pada Tabel 3. Tanaman Pangan Dari tujuh komoditas, terdapat lima komoditas basis tanaman pangan dengan LQ>1 yaitu ubi jalar 3,13, padi ladang 1,30, jagung 1,28, ubi kayu 1,15, dan kacang tanah 1,03. Produksi padi ladang tertinggi yaitu ton pada tahun 2017 dengan luas panen ha. Tanaman Perkebunan Dari 12 komoditas perkebunan terdapat delapan komoditas basis yaitu kelapa sawit, kopi arabika, kopi robusta, kakao, cengkeh, pinang, aren, dan vanili. Tiga komoditas dengan LQ tertinggi adalah kopi robusta, aren, dan kopi arabika. Kopi robusta merupakan komoditas basis dengan LQ=4,66. Jumlah produksi mencapai 2,155 ton pada tahun 2017. Tanaman kopi robusta tersebar di 15 kecamatan sebagai sentra penghasil kopi robusta, dengan produksi yang tinggi di Kecamatan Raya 454 ton, 519 ha, Dolok Pardamean 363 ton, 373 ha, dan Panei 278 ton, 325 ha. Agro Bali Agricultural Journal e-ISSN 2655-853X Vol. 4 No. 1 51-62, March 2021 DOI 55 Tabel 2. Distribusi Pangsa PDRB Kabupaten Simalungun menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 % Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Perdagangan Besar dan Eceran Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Jasa Keuangan dan Asuransi Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Sumber Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun Tahun 2011-2018 Agro Bali Agricultural Journal e-ISSN 2655-853X Vol. 4 No. 1 51-62, March 2021 DOI 56 Tabel 3. Nilai Location Quotient LQ Komoditas Pertanian di Kabupaten Simalungun Tahun 2008-2017 Padi ladang Jagung Kedelai Kacang tanah Kacang hijau Ubi kayu Ubi jalar 0,43 1,17 0,89 0,06 1,65 0,44 1,50 1,14 1,59 1,31 0,26 1,45 0,75 1,82 1,38 1,44 1,19 0,27 1,25 0,61 1,99 1,44 1,25 1,43 0,14 0,62 0,47 1,49 0,89 1,27 1,47 0,32 0,89 0,45 1,48 1,17 1,47 1,33 0,08 0,83 0,49 1,37 1,27 0,72 1,69 1,33 0,71 0,78 0,36 1,31 1,46 1,44 1,11 0,57 0,93 0,42 1,85 0,13 0,86 1,34 0,63 0,79 0,12 1,32 1,17 0,87 1,35 0,12 1,12 0,15 0,14 21,26 1,30 1,28 0,32 1,03 0,43 1,43 3,13 Kelapa sawit Kopi robusta Kopi arabika Kelapa Kakao Cengkeh Kayu manis Pinang Kemiri Aren Vanili 1,05 2,39 1,24 0,16 1,17 0,55 0,19 0,93 0,51 1,77 2,26 0,73 20,97 11,67 1,46 2,00 8,92 1,64 5,57 4,34 21,72 10,47 1,04 4,39 2,16 0,26 2,21 1,07 0,33 1,49 0,91 3,08 4,40 1,03 2,88 1,91 0,24 1,46 5,99 0,63 1,04 0,59 2,07 1,59 1,04 2,88 2,11 0,22 1,68 1,08 0,16 0,97 0,59 1,52 3,35 1,01 3,33 2,60 0,28 3,51 1,24 0,25 1,17 0,68 2,37 1,98 1,03 2,26 2,11 0,24 1,52 0,87 1,77 0,91 0,62 2,09 1,26 1,04 2,13 1,95 0,25 1,27 0,64 0,18 1,36 0,50 1,61 0,97 1,09 0,12 0,11 0,01 0,08 0,09 0,01 0,04 0,03 0,09 0,04 0,98 5,24 3,46 0,51 2,56 1,19 0,38 1,49 1,05 2,26 1,83 1,01 4,66 2,93 0,36 1,75 2,17 0,55 1,49 0,98 3,86 2,82 Kentang Kubis Petsai Wortel Kacang Panjang Cabe Tomat Terung Buncis 1,91 2,22 1,51 0,28 0,09 0,42 0,32 0,78 0,69 0,70 1,73 1,79 0,26 0,09 0,59 0,48 0,55 0,57 0,62 0,39 2,71 0,27 0,09 0,71 0,52 0,83 0,57 0,60 0,46 0,48 2,34 0,30 1,05 1,12 1,92 1,02 2,13 1,69 2,08 0,76 0,15 0,45 0,84 0,45 0,15 0,73 2,00 2,08 0,99 0,08 0,51 0,67 0,46 0,16 0,88 0,93 1,89 2,05 1,24 0,19 0,49 0,42 0,65 0,16 1,04 2,13 2,35 1,15 0,18 0,54 0,38 0,53 0,16 1,31 1,64 1,43 0,73 0,09 0,91 0,92 0,81 0,44 1,48 1,23 2,17 0,58 0,04 0,74 1,04 0,79 0,42 1,60 1,54 1,87 0,86 0,13 0,64 0,67 0,78 0,43 1,15 Agro Bali Agricultural Journal e-ISSN 2655-853X Vol. 4 No. 1 51-62, March 2021 DOI 57 Kangkung Bayam Mangga Durian Sawo Pepaya Pisang Nenas Manggis Nangka 0,78 1,11 0,49 0,48 0,87 0,11 1,53 0,99 0,22 0,54 0,76 1,49 1,04 0,65 1,25 0,16 1,34 0,65 0,22 0,69 1,01 2,00 0,52 0,15 0,03 0,81 1,11 1,58 0,01 0,02 0,07 0,26 0,67 0,81 0,69 0,28 0,74 1,96 0,18 0,95 0,26 0,55 0,78 0,51 1,13 0,24 0,96 1,38 0,19 1,39 0,27 1,05 3,55 0,12 0,69 0,17 1,42 0,46 0,13 0,94 0,23 0,69 0,74 0,34 0,42 0,45 1,86 0,34 0,09 0,16 0,23 0,65 0,52 0,31 0,36 0,32 2,89 0,27 0,09 0,13 0,53 1,97 1,72 0,97 0,58 0,52 1,92 0,31 0,19 0,26 0,44 1,67 3,18 1,95 0,91 0,68 1,34 0,09 0,38 0,52 0,46 1,15 1,32 0,77 0,67 0,42 1,55 0,67 0,19 0,47 Kerbau Kambing Domba Babi Ayam ras Ayam kampung Itik manila 0,67 0,56 0,93 1,98 0,34 1,25 0,35 1,26 0,72 0,80 2,05 0,25 1,71 1,16 1,18 0,63 0,79 1,62 0,34 1,69 0,90 1,89 0,63 0,77 1,61 0,33 1,71 0,87 5,15 0,78 0,91 1,92 0,01 1,42 0,62 2,88 0,62 0,69 1,54 0,34 1,31 0,59 1,97 0,61 0,72 1,54 0,36 1,54 0,64 2,03 0,63 0,75 1,55 0,36 1,57 0,62 2,31 0,62 0,60 1,63 0,35 1,50 0,61 2,38 0,64 0,79 1,64 0,34 1,51 0,53 2,17 0,64 0,77 1,71 0,30 1,52 0,69 Sumber Simalungun Dalam Angka 2009-2018, BPS Kabupaten Simalungun Tahun 2009-2018 diolah Agro Bali Agricultural Journal e-ISSN 2655-853X Vol. 4 No. 1 51-62, March 2021 DOI 58 Aren merupakan komoditas basis dengan LQ=3,86. Jumlah produksi mencapai 619 ton pada tahun 2017. Tanaman aren tersebar di seluruh kecamatan dengan konsentrasi produksi yang cukup tinggi di Kecamatan Raya produksi 138 ton, luas areal 144 ha, Dolok Silou 144 ton, 147 ha, dan Hatonduhan 46 ton, 68 ha. Kopi arabika merupakan komoditas basis dengan LQ=2,93. Jumlah produksi mencapai ton pada tahun 2017. Tanaman kopi arabika terkonsentrasi di kecamatan dengan produksi yang cukup tinggi yaitu Kecamatan Purba produksi ton, luas areal ha, Raya ton, ha, dan Pamatang Silimahuta ton, 972 ha. Tanaman Hortikultura Komoditas hortikultura ditemukan tujuh dari 21 komoditas basis dalam 10 tahun terakhir yaitu kubis, kentang, bawang merah, buncis, bayam, mangga, dan pisang. Kubis tergolong komoditas unggulan dengan LQ=1,87. Produksi tertinggi dicapai pada tahun 2010 sebesar ton, namun mengalami penurunan pada tahun 2017 yaitu ton dari luas panen ha. Tanaman kubis terkonsentrasi di beberapa kecamatan yang memiliki produksi tinggi dibandingkan kecamatan lain yaitu Kecamatan Silimakuta produksi ton dengan luas panen 816 ha, Pematang Silimahuta produksi ton, luas panen 695 ha, dan Purba ton, ha. Kentang tergolong komoditas basis dengan LQ=1,54. Jumlah produksi mencapai ton pada tahun 2017 dengan luas panen ha. Tanaman kentang terkonsentrasi di beberapa kecamatan yang memiliki produksi tinggi dibandingkan kecamatan lain yaitu Kecamatan Purba produksi ton, luas panen ha, Silimakuta ton, 422 ha, dan Pematang Silimahuta ton, 406 ha. Bawang merah merupakan komoditas basis dengan LQ=1,26. Jumlah produksi mencapai 4,462 ton pada tahun 2017 dengan luas panen 344 ha. Tanaman bawang merah terkonsentrasi di beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Purba produksi ton, luas panen 99 ha, Haranggaol Horison 924 ton, 72 ha, dan Pematang Silimahuta 782 ton, 61 ha. Komoditas mangga tergolong komoditas basis dengan LQ=1,32. Jumlah produksi mencapai ton pada tahun 2017. Komoditas mangga terkonsentrasi di beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Pamatang Silimahuta 444 ton, Haranggaol Horison 252 ton, dan Dolok Pardamean 144 ton. Pisang tergolong komoditas basis di Kabupaten Simalungun dengan LQ=1,55. Jumlah produksi pisang mencapai ton pada tahun 2017. Tanaman pisang tersebar hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Simalungun, namun terkonsentrasi di kecamatan dengan produksi yang cukup tinggi yaitu Kecamatan Silou Kahean 448 ton, Panei 323 ton, dan Raya 301 ton. Peternakan Dari tujuh komoditas ternak, LQ tertinggi adalah kerbau, disusul ternak babi, sapi, dan ayam kampung. Ternak kerbau merupakan komoditas basis dengan LQ=2,17 dalam 10 tahun terakhir. Pada tahun 2017, ternak kerbau terkonsentrasi di Kecamatan Dolok Silou dengan produksi ton disusul Kecamatan Purba ton, dan Dolok Panribuan ton. Ternak babi merupakan komoditas basis dengan LQ=1,71. Kabupaten Simalungun memiliki potensi untuk memasok produksi daging babi ke wilayah lain. Pada tahun 2017 ternak babi terkonsentrasi di Kecamatan Purba dengan produksi ton diikuti Kecamatan Tanah Jawa ton, Dolok Panribuan ton, Jorlang Hataran ton, dan produksi tertinggi di Kecamatan Raya ton. Ternak sapi merupakan komoditas basis dengan LQ=1,05. Pada tahun 2017 ternak sapi terkonsentrasi di kecamatan-kecamatan yang memiliki produksi di atas ton yaitu Kecamatan Tanah Jawa ton, Dolok Batu Nanggar ton, Bandar Huluan ton, Bosar Maligas ton, dan Ujung Padang ton. Agro Bali Agricultural Journal e-ISSN 2655-853X Vol. 4 No. 1 51-62, March 2021 DOI 59 Perikanan Pada subsektor perikanan, kegiatan yang dianalisis adalah perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Komoditas pada perikanan budidaya adalah ikan nila, ikan gurami, ikan lele, dan ikan mas. Perikanan budidaya merupakan kegiatan basis dengan LQ=1,51 dalam sepuluh tahun terakhir. Pada umumnya, budidaya ikan dilakukan di kolam, jaring apung, sawah, dan danau. Perikanan budidaya terluas adalah kolam air tenang yaitu ha dengan produksi ton pada tahun 2017. Kegiatan budidaya ikan di Danau Toba berada di Kecamatan Haranggaol Horisan 21 ton, 51,5 ha, dan Girsang Sipangan Bolon 52 ton, 73 ha. Perikanan budidaya kolam air tenang terdapat di kecamatan dengan produksi yang lebih tinggi dibandingkan kecamatan lainnya yaitu Kecamatan Tanah Jawa ton, ha, Siantar ton, 890 ha, dan Hatonduhan ton, 444 ha. Gunawan 2015 menemukan komoditas unggulan di Kabupaten Rokan Hulu komoditas tanaman pangan padi ladang, ubi jalar; tanaman palawija kedelai; tanaman perkebunan karet, kelapa sawit, kakao, kopi; komoditas peternakan ayam kampung, itik, sapi, domba; komoditas perikanan perairan umum. Tingkat Pertumbuhan Setelah mengetahui komoditas-komoditas basis pertanian di Kabupaten Simalungun maka selanjutnya dikaji struktur pertumbuhan komoditas-komoditas pertanian tersebut dengan menggunakan analisis tipologi Klassen. Klasifikasi komoditas pertanian yang didasarkan pada perhitungan laju pertumbuhan dan kontribusi komoditas pertanian di tingkat kabupaten dan dengan laju pertumbuhan dengan komoditas yang sama pada tingkat provinsi. Berdasarkan analisis tipologi Klassen, Tabel 4 menyajikan klasifikasi komoditas pertanian berdasarkan tipologi Klassen di Kabupaten Simalungun tahun 2008-2017. Komoditas Maju dan Tumbuh Cepat Komoditas maju dan tumbuh cepat adalah suatu komoditas dimana kontribusinya terhadap produksi di tingkat kabupaten lebih besar dari kontribusi komoditas tersebut pada tingkat provinsi. Disamping itu, laju pertumbuhan komoditas lebih tinggi dibandingkan dengan komoditas yang sama di tingkat provinsi. Berdasarkan analisis tipologi Klassen, yang termasuk dalam komoditas maju dan tumbuh cepat berada pada kuadran 1 terdiri dari komoditas tanaman pangan ubi jalar; komoditas hortikultura kentang, kubis, buncis, bayam, mangga, dan pisang; komoditas perkebunan rakyat kelapa sawit, kopi arabika, cengkeh, dan kakao; komoditas peternakan kerbau; dan usaha perikanan perikanan budidaya. Komoditas Unggulan Pada Tabel 5, terdapat 13 komoditas maju dan cepat tumbuh yang memiliki nilai LQ>1. Kombinasi komoditas maju dan tumbuh cepat yang berada pada kuadran 1 dalam tipologi Klassen dengan nilai LQ>1 komoditas basis merupakan komoditas unggulan sektor pertanian di Kabupaten Simalungun. Komoditas unggulan sektor pertanian Kabupaten Simalungun adalah ubi jalar, kentang, kubis, buncis, bayam, mangga, pisang, kelapa sawit, kopi arabika, cengkeh, kakao, kerbau, dan usaha perikanan budidaya. Komoditas-komoditas ini tergolong unggul karena memiliki nilai LQ>1 dan laju pertumbuhan produksi di Kabupaten Simalungun lebih tinggi daripada laju pertumbuhan komoditas yang sama di tingkat Provinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian di Kabupaten Simalungun ini mendukung kesimpulan penelitian Cipta et al. 2017 di Kabupaten Malang dimana komoditas unggulan terdiri dari tiga jenis tanaman pangan padi, jagung dan ubi jalar, 14 jenis tanaman hortikultura kentang, bawang putih, kacang panjang, mentimun, cabai rawit, terung, sawi, kangkung, bayam, buncis, tomat, cabai besar, kubis, buncis, dan wortel dan satu jenis tanaman buah apel. Agro Bali Agricultural Journal e-ISSN 2655-853X Vol. 4 No. 1 51-62, March 2021 DOI 60 Tabel 4. Klasifikasi Komoditas Pertanian Tahun 2008-2017 Berdasarkan Tipologi Klassen Produksi kabupaten > provinsi Produksi kabupaten provinsi Komoditas maju dan tumbuh cepat Ubi jalar, kentang, kubis, buncis, bayam, mangga, pisang, kelapa sawit, kopi arabika, cengkeh, kakao, kerbau dan perikanan budidaya. Komoditas berkembang cepat Kedelai, petsai, wortel, tomat, kacang panjang, cabai, terung, ketimun, durian, sawo, pepaya, nenas, manggis, nangka, karet, kelapa, kayu manis. Pertumbuhan produksi kabupaten 1. Kombinasi komoditas maju dan tumbuh lambat yang berada pada kuadran 2 dalam tipologi Klassen dengan nilai LQ>1 komoditas basis merupakan komoditas potensial pertanian di Kabupaten Simalungun. Tingkat pertumbuhan dan nilai LQ pada Tabel 6, dihitung berdasarkan data produksi dalam satuan ton pada tahun 2008-2017 untuk masing-masing komoditas di Kabupaten Simalungun dan Provinsi Sumatera Utara. Agro Bali Agricultural Journal e-ISSN 2655-853X Vol. 4 No. 1 51-62, March 2021 DOI 61 Tabel 6. Komoditas Potensial Pertanian Kabupaten Simalungun Tahun 2008-2017 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Jagung Ubi kayu Bawang merah Kopi robusta Pinang Aren Vanili Sapi Babi Ayam kampung 3,98 1,30 -7,49 3,34 -0,49 0,26 -0,11 -0,33 3,47 3,38 4,5 1,28 1,43 1,26 4,66 1,49 3,86 2,82 1,05 1,71 1,52 Sumber BPS Kabupaten Simalungun dan BPS Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009-2018 data diolah Komoditas Berkembang Cepat Komoditas berkembang cepat adalah komoditas yang memiliki prospek pengem-bangan yang lebih baik, tetapi memiliki tingkat kontribusi pangsa yang rendah. Pada dasarnya komoditas tersebut mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih besar di tingkat kabupaten dibandingkan provinsi, tetapi kontribusi di tingkat kabupaten lebih rendah dibandingkan dengan tingkat provinsi. Dari analisis tipologi Klassen, yang termasuk dalam komoditas berkembang cepat namun memiliki nilai LQ1, maka komoditas basis sektor pertanian di Kabupaten Simalungun adalah padi ladang, jagung, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar tanaman pangan; bawang merah, kentang, kubis, buncis, bayam, mangga dan pisang hortikultura; kelapa sawit, kopi robusta, kopi arabika, kakao, cengkeh, pinang, aren dan vanili perkebunan rakyat; sapi, kerbau, babi, ayam kampung peternakan; dan ikan nila, gurami, ikan lele, dan ikan mas perikanan. Komoditas unggulan Kabupaten Sima-lungun kombinasi nilai LQ>1 dan tergolong maju dan tumbuh cepat adalah ubi jalar tanaman pangan; kentang, kubis, bayam, mangga, dan pisang hortikultura; kelapa sawit, kopi arabika, kakao, dan cengkeh perkebunan rakyat; kerbau peternakan; dan perikanan budidaya. Komoditas potensial nilai LQ>1, tumbuh lambat adalah padi ladang, jagung, dan ubi kayu tanaman pangan; bawang merah hortikultura; kopi robusta, pinang, aren, dan vanili perkebunan rakyat; sapi, babi, dan ayam kampung peternakan. Komoditas basis yang relatif tertinggal adalah komoditas kacang tanah. Komoditas nonbasis namun tergolong berkembang cepat adalah nangka, manggis, sawo, durian, pepaya, nenas, petsai, terung, cabai, tomat, karet, wortel, kacang panjang, dan kayu manis. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun. 2008-2018. Kabupaten Simalungun Dalam Angka Tahun 2007-2017. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. 2008-2018. Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2007-2017. Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun. 2011-2018. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Simalungun Menurut Lapangan Usaha 2010-2017. Agro Bali Agricultural Journal e-ISSN 2655-853X Vol. 4 No. 1 51-62, March 2021 DOI 62 Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun. 2020. Keadaan Ketenagakerjaan Sima-lungun Agustus 2019. Berita Resmi Statistik BPS Kabupaten Simalungun. Cipta, Sitorus, & Lubis, 2017. Pengembangan Komoditas Unggul-an di Wilayah Pengembangan Tumpang Kabupaten Malang. Kawistara 72 115-206. Daryanto A, Hafizrianda Y. 2010. Model-model Kuantitatif untuk Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah Konsep dan Aplikasi, Bogor IPB Press. Gunawan, I. 2015. Analisis Strategi Pengem-bangan Usaha Komoditas Unggulan Pertanian di Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Sungkai 32 1-17. Irmawati, S. 2015. Analisis Industri Unggulan di Provinsi Jawa Tengah. Jejak 82 224-237. Keratorop, M., Widiatmaka, W., & Suwardi, S. 2016. Arahan Pengembangan Komoditas Tanaman Pangan di Kabupaten Boven Digoel Provinsi Papua. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 62, 141-150. Mulyono, J., & Munibah, K. 2016. Pendekatan Location Quotient dan Shift Share Analysis dalam Penentuan Komoditas Unggulan Tanaman Pangan di Kabupaten Bantul. Informatika Pertanian, 252, 221-230. Nurhasanah, F., Juanda, B., Intan, E., & Putri, K. 2018. Analisis Kelayakan dan Strategi Pengembangan Wilayah dalam Wacana Pembentukan Daerah Otonom Baru Bogor Timur. Tata Loka 203 282-294. Prawoto, N. 2010. Pengembangan Potensi Unggulan Sektor Pertanian. Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan, 111, 1-19. Ragiliawan, Z., Saputri, O. D., & Nuraeni, Y. 2018. Aplikasi Location Quotient dan Tipologi Klassen untuk Menghitung Produktivitas, Laju Produktivitas dan Elastisitas Tenaga Kerja pada Sektor Basis. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan, hlm. 387-398. Rusdiarti & Fafurida. 2016. Strategi Pengembangan Daerah Growth Pole melalui Pemanfaatan Potensi Lokal. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 193, 425-440. Saragih, 2018a. Perencanaan Wilayah dan Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Pertanian Teori dan Aplikasi. Yogyakarta Pustaka Pelajar. Saragih, 2018b. Strategi Pengembangan Agribisnis Hortikultura di Wilayah Pedesaan. Talenta Conference Series Local Wisdom, Social and Arts 11 62-69. Setiyawan, A. 2019. Analisis Sektor Perekonomian Basis dan Progresif di Kabupaten Bogor. Akuntabel 162, 158-164. Retrieved from Susilawati, Sastrawati, I., & Wunas, S. 2016. Penentuan Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI, 023-030. Retrieved from Yuendini, E. P., Rachmi, I. N., Nurul, N., Puspitasari, A., & Harini, R. 2019. Analisis Potensi Ekonomi Sektor Pertanian dan Sektor Pariwisata di Provinsi Bali Menggunakan Teknik Analisis Regional. Jurnal Geografi 162, 128-136. ... Berbagai studi empiris telah dilakukan dengan menggunakan metode LQ dalam menentukan komoditas basis atau komoditas unggulan tingkat wilayah. Beberapa rujukan antara lain adalah penentuan komoditas unggulan pertanian di Kabupaten Bone Susilawati et al. 2016 penentuan komoditas perikanan tangkap di Karimunjawa Irnawati et al., 2011, identifikasi komoditas unggulan pertanian di kawasan agropolitan Novitasari & Ayuningtyas, 2008, penentuan komoditas unggulan hortikultura di Kabupaten Gowa Syafruddin et al., 2018, penentuan sektor pertanian unggulan dan potensial di Kabupaten Simalungun Saragih, 2021, dan pengembangan komoditas unggulan pertanian di Kabupaten Malang Cipta et al., 2017. ...... Dalam penelitian ini, sektor perikanan dikatakan memiliki peran yang besar jika sektor tersebut merupakan sektor basis, dan sebaliknya, memiliki peran yang kecil jika sektor tersebut merupakan sektor bukan basis. Nilai LQ dihitung dengan rumus Dinc, 2002;Saragih, 2021 1 dimana LQ adalah indeks location quotient, Pr pd adalah produksi perikanan budidaya atau tangkap Kabupaten Dairi, Pr td adalah produksi total perikanan Kabupaten Dairi, Pr psu adalah produksi perikanan budidaya atau tangkap Provinsi Sumatera Utara, dan Pr tsu adalah produksi total perikanan Provinsi Sumatera Utara. Peran subsektor perikanan ditentukan berdasarkan indeks LQ sebagai berikut 1 LQ > 1 berarti subsektor perikanan merupakan subsektor basis dan berperan dalam pembangunan wilayah; dan 2 LQ < 1 berarti subsektor perikanan merupakan subsektor bukan basis dan kurang berperan kecil dalam pembangunan wilayah. ...Dairi Regency has natural and human resources and supports relatively adequate facilities, but fisheries do not significantly contribute to the regional economy. This study aims to describe the condition of fishing, analyze the role of the fishery subsector, and offer strategies for developing the fishery subsector. The research was conducted in Dairi Regency with 65 fish cultivators samples as the primary data source. Data and information were obtained through FGD from 7 resource persons from specialized agencies, the legislative, and other stakeholders in the fisheries subsector. Secondary data were obtained from several relevant institutions. The current condition of fisheries was analyzed descriptively, the role of the fishery sector was analyzed by Location Quotient, and development strategies were analyzed through SWOT analysis. In the 2010-2017 period, the fishery subsector contributed to Dairi Regency's GDP. The most significant fish production is obtained from aquaculture in ponds, Minapadi, and floating nets. Capture fisheries come from lakes and rivers. The fishery subsector is a non-basic activity LQ= Aquaculture is a primary activity with LQ= while capture fisheries are non-basic LQ= Fishery development can be planned with a diversification strategy through increasing utilization of natural and human resources and institutions to improve the efficiency of feed procurement and control of fish diseases; making local policies to improve the competitiveness of fisheries; and diversifying the fishery into Minapadi, ponds, and rivers; and lake capture fisheries. Regional strength can be optimized to respond to opportunities through the strategies increasing fish production; responding to increased fish consumption as consumer demand; making policies that support institutional capacity building based on entrepreneurial activities, and improving the experience of fish cultivators and facilities and infrastructure.... Komoditas yang potensial adalah jagung, Kedelai dan kacang tanah merupakan komoditas terbelakang, sedangkan ubi kayu dan ubi jalar sedang dalam pengembangan. Mangga dicirikan sebagai komoditas yang maju dan berkembang pesat oleh Saragih et al. 2021. ...Pebry Aldy SaputraSyahrial SyahrialAlvindo DermawanThe agricultural sector is the main driver of the increase in regional gross regional product. This study aims to examine the pattern of economic development in the agricultural sector of Sijunjung Regency. In Sijunjung Regency, West Sumatra Province, this research was conducted. Entropy Diversity Index and Klassen Typology are analytical techniques used. The results of the analysis show that the agricultural sector of Sijunjung Regency has not yet developed. Lowland rice, mango, durian and banana commodities are rapidly growing commodities that dominate the agricultural economic growth of Sijunjung Regency.... Produk Domestik Regional Bruto PDRB merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Romhadhoni et al, 2019 Martauli & Gracia, 2021;Saragih et al, 2021, kontribusi sektor pertanian tentunya terkait dengan tenaga kerja sebagai salah satu input yang mempengaruhi kontribusi sektor pertanian. Industri pertanian dikenal sebagai sektor unggulan karena mampu menyerap jumlah penduduk yang cukup besar dibandingkan dengan sektor pertanian lainnya. ...Elvin Desi MartauliSeringena Br KaroSwati SembiringRiduan SembiringPertumbuhan ekonomi setiap wilayah berbeda dengan wilayah lainnya. Oleh karena itu, perencanaan pembangunan ekonomi suatu wilayah harus memperhatikan aspek ekonomi, sosial, dan fisik wilayah tersebut, serta hubungannya dengan wilayah lain. Hal ini sangat penting bagi pembangunan ekonomi yang mengacu pada sektor unggulan, selain berpengaruh pada percepatan pertumbuhan ekonomi, juga akan mempengaruhi perubahan mendasar dalam struktur perekonomian daerah, untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi dilihat dari perkembangan PDRB. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah penduduk, luas lahan, produksi, dan pendapatan daerah terhadap PDRB subsektor tanaman pangan di Provinsi Sumatera Utara. Dari November hingga Desember 2021, penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Alat analisis yang digunakan adalah fungsi Cobb-Douglas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan Uji F variabel jumlah penduduk, luas lahan, produksi dan pendapatan daerah berpengaruh signifikan terhadap PDRB subsektor tanaman pangan di Provinsi Sumatera Utara. Variabel jumlah penduduk, produksi, dan pendapatan daerah berpengaruh signifikan secara parsial uji t terhadap PDRB subsektor tanaman pangan di Provinsi Sumatera Utara, namun luas lahan tidak berpengaruh signifikan terhadap PDRB subsektor tanaman pangan di Provinsi Sumatera SimatupangMardiantoJunaidiPenelitian kualitatif ini bertujuan menganalisis implementasi Program Unggulan Pertanian yang dijalankan Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir dengan kerangka piker yang dikembang Edward III 1980. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Informan penelitian dipilih secara purposive dan terdiri atas kepala dinas, kepala bidang, penyuluh pertanian, dan pengurus kelompok tani yang terlibat dalam Program Unggulan Pertanian. Hasil analisis data dengan model interaktif menunjukkan bahwa implementasi program sudah berjalan baik tetapi belum maksimal. Minimnya fasilitas dan dana merupakan dua factor utama yang berkontribusi terhadap kinerja Program Unggulan Pertanian di Kabupaten Ogan Ilir. Peneliti merekomendasikan agar Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir, khususnya Dinas Pertanian, a mengembangkan komoditas pertanian bernilai tinggi, meningkatkan penguasaan teknologi para petani, dan mengoptimalkan lahan tidur dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup; b memberikan kebebasan sepenuhnya kepada para petani untuk mengorganisir diri di luar institusi gabungan kelompok tani gapoktan; dan c meningkatkan kualitas dan kuantitas program edukasi bagi para petani. Jef Rudiantho SaragihProgram-program pengembangan agribisnis di wilayah pedesaan masih menyisakan permasalahan mendasar yanitu harga sarana produksi pertanian terus meningkat, sementara harga produk pertanian primer sangat fluktuatif. Kondisi ini terjadi karena posisi tawar petani yang masih lemah di antara pelaku agribisnis lainnya. Penelitian bertujuan untuk mengukur kelayakan usahatani dan menemukan strategi pengembangan agribisnis hortikultura di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Dengan 40 rumah tangga sampel, kelayakan usahatani diukur dengan Revenue Cost Ratio RCR dan strategi pengembangan ditentukan melalui Analisis SWOT. Urutan kelayakan komoditas adalah kentang, cabai merah, kubis, tomat, dan jeruk manis. Hasil analisis SWOT untuk pengembangan agribisnis hortikultura mengutamakan strategi W-O yaitu mengubah strategi melalui kemitraan pemasaran, pengembangan sumber air di usahatani, peningkatan kualitas jalan desa dan jalan usahatani, pengembangan kios sarana produksi di perdesaan, peningkatan penyuluhan pertanian, penataan zonasi dan pola tanam komoditas unggulan, pengembangan agroindustri skala rumah tangga dan skala kecil di perdesaan, serta pengembangan fasilitas kebun bibit dan lahan demplotAan NurhasanahBambang JuandaEka Intan Kumala PutriBogor District as one of large region and large number of population has any problems related to accesibility and equity welfare. Regional proliferation considered as a way to overcome that problems. The study used scoring method based on PP no. 78 2007 with descriptive analysis, location quotient analysis, and Klassen Tiphology. This study was aimed to analyzed feasibility of regional proliferation and to formulate regional development strategy based on economic potentials in eastern Bogor District region. In general the result showed that eastern Bogor District region appropriate to organize as an autonomous region. High economic potential and fiscal cappacity of eastern Bogor region can be made as main factor to recommended eastern Bogor District region as an autonomous region. Thus, the selected strategies are how to develop backward regions base on leading sector, support primary sector development such as agricultural. Goverment policy is important to optimize natural resources management, spread out infrastructure development mainly to support rural area development. The implication of policy directed base on each region characters such as social, culture, spatial, basic sector. Furthermore regional development analysis can be set base on sub-district region. Joko MulyonoLand conversion causes competition in land use, and thus it is necessary to select leading commodities based on agro ecological zoning AEZ. This study aimed to determine the leading commodities of food crops in Bantul Regency agro ecological zone. This study was conducted on March 2015. The data used was time series data of food crops harvested between 2008-2012 and agricultural commodities zone maps year 2013 based on AEZ with scale 1 obtained from the Statistics of Indonesia, Agriculture and Forestry Office, and AIAT. Commodities with comparative advantages were analysed by Location Quotient LQ while commodities with competitive advantages were analysed by Shift Share Analysis SSA. Leading food crops commodities were determined through an overlay process using the ArcGIS software covering analysis results of LQ, SSA and agricultural commodities zone maps based on AEZ with scale 1 The result showed that the wetland paddy is a leading commodity in the study area. Based on comparative and competitive advantages, and compatibility with agricultural commodities zone based on AEZ, wetland paddy is the most leading commodity compared to corn, soybeans and peanuts. It is because of the distribution of this commodity in 10 districts Sanden, Kretek, Pundong, Bambanglipuro, Pandak, Bantul, Jetis, Banguntapan, Kasihan, and Sedayu with total area of 11,667 ha or of agricultural land in Bantul characteristic of The Boven Digoel Regency is dominated by agriculture. Food crops has an important role in agricultural and economic development in Boven Digoel Regency. The objectives of this paper are 1 Identifying and establishing food crops as the superior commodities, 2 Delineating the land availability for superior food crops development, 3 Arranging direction development of superior food crops commodities in Boven Digoel Regency. The methodology used in this paper were consisted of the analysis of Location Quotient LQ, Defferential Shift within Shift Share Analysis SSA, and land availability analysis. Results of LQ and SSA analyzes showed that cassava, sweet potato, paddy, corn and peanuts are the superior food crops commodities. Analyzes of land availability showed that there are three scenarios necessary in determining land availability for food crops. In the first scenario, available land covers an area of ha, in the second scenario available land covers an area of 43,401 ha, while in the third scenario, available land covers an area of 610,990 IrmawatiThe purpose of this research is for identifying the types of industriesthat become leading industries in Central Java Province. The methods, used are LQ SLQ and DLQ and Shift Share. The result of this research shows that the the leading industries in Central Java Province are beverage industry, tobacco processing industry, textile industry, apparel industry, wood industry, printing industry, furniture industry and other processing the future, the development of the industry should not only focus on the leading industries but also onnon-leading industries, so that the non leading industries will not be left behind. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis-jenis industri yang menjadi industri unggulan di Provinsi Jawa analisis yang digunakan adalah analisis LQ SLQ dan DLQ serta Shift Share. Hasil penelitian menunjukkan bahwa industri yang menjadi industri unggulan di Provinsi Jawa Tengah antara lain industri minuman, industri pengolahan tembakau, industri tekstil, industri pakaian jadi, industri kayu, industri percetakan, industri furnitur, serta industri pengolahan yang diberikan pada penelitian ini adalah pengembangan industri tidak hanya difokuskan pada industri unggulan saja namun industri non-unggulan juga perlu dikembangkan agar tidak semakin Rudiantho SaragihKombinasi teori dan aplikasi perencanaan wilayah dan pengembangan ekonomi lokal berbasis bidang pertanian dibahas secara komprehensif. Teori dan konsep perencanaan wilayah dan pengembangan ekonomi lokal dirujuk dari berbagai pakar. Buku ini dilengkapi alat analisis perencanaan wilayah dan pengembangan ekonomi lokal. Metode analisis data dimulai dari yang paling sederhana uji beda rerata sampai pada analisis yang agak rumit model persamaan struktural. Setiap analisis disertai contoh aplikasi dan tahapan serta penjelasan secara rinci. Buku ini terdiri atas enam bagian 1 pendahuluan berisi sekilas perjalanan otonomi daerah di Indonesia; 2 telaah mengenai kesenjangan wilayah secara umum; 3 konsep dan teori perencanaan wilayah; 4 teori dan kajian empiris pengembangan ekonomi lokal; 5 teknik-teknik kuantitatif dalam analisis ekonomi lokal dan ekonomi wilayah; dan 6 aplikasi pengembangan ekonomi lokal berbasis pertanian, secara khusus berbasis komoditas kopi arabika Simalungun Dalam Angka TahunBadan Pusat Statistik Kabupaten SimalungunBadan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun. 2008-2018. Kabupaten Simalungun Dalam Angka Tahun Sumatera Utara Dalam Angka TahunBadan Pusat Statistik Provinsi Sumatera UtaraBadan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. 2008-2018. Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2007-2017.
Homepage/ Kementerian LITERASI DIGITAL KABUPATEN SIMALUNGUN - PROVINSI SUMATERA UTARA. Follow Us; October 21, 2021 October 21, 2021 by redaksi mediapost. LITERASI DIGITAL KABUPATEN SIMALUNGUN - PROVINSI SUMATERA UTARA. redaksi mediapost-Kementerian-6 views. Selasa, 19 Oktober 2021, Jam 13.00 WIB.
StructureSaveShareTipsMess Pemprov. Sumut di Sibuhuan, Kab. Padang LawasNo tips and reviewsLog in to leave a tip tips yetWrite a short note about what you liked, what to order, or other helpful advice for PhotoAboutBlogBusinessesCitiesDevelopersHelpCareersCookiesPrivacyYour Privacy ChoicesTermsEnglishEnglish Français Deutsch Bahasa Indonesia Italiano 日本語 한국어 Português Русский Español ภาษาไทย Türkçe CitiesAtlantaAustinBostonChicagoDallasDenverHoustonLas VegasLos AngelesNew YorkPhiladelphiaPortlandSan DiegoSan FranciscoSeattleWashington, BritainHungaryIndonesiaJapanMexicoNetherlandsPhilippinesRussiaSingaporeSpainThailandTurkeyFoursquare © 2023 Lovingly made in NYC, CHI, SEA & LAMess Pemprov. Sumut di Sibuhuan, Kab. Padang LawasIndonesiaGet directions See MoreIs this your business? Claim it sure your information is up to date. Plus use our free tools to find new customers.

DiskonSop Alpha Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) - Informasi list harga Sop Alpha Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) dari Kalau anda mencari barang khususnya Sop Alpha Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara (SUMUT), kami persilahkan melihat review kami agar mendapatkan produk yang paling sesuai dengan kebutuhan yang anda cari.

Berikut daftar kabupaten dan/atau kota di Sumatra Utara No. Kabupaten/kota Ibu kota Bupati/wali kota Luas wilayah km2[1] Jumlah penduduk 2020 IPM 2020 Kecamatan Kelurahan/desa Lambang Peta lokasi 1Kabupaten 70,492527/177 2Kabupaten Batu BaraLimapuluhZahir888, 68,581210/141 3Kabupaten DairiSidikalangEddy Keleng Ate 71,84158/161 4Kabupaten Deli SerdangLubuk PakamAshari 75,532214/380 5Kabupaten Humbang HasundutanDolok SanggulDosmar 69,41101/153 6Kabupaten KaroKabanjaheCory Sriwaty 74,831710/259 7Kabupaten LabuhanbatuRantau PrapatErik Adtrada 72,09923/75 8Kabupaten Labuhanbatu SelatanKota 71,6952/52 9Kabupaten Labuhanbatu UtaraAek KanopanHendri Yanto 71,8788/82 10Kabupaten LangkatStabatSyah Afandin Plt. 71,352337/240 11Kabupaten Mandailing NatalPanyabunganJafar Sukhairi 67,19 2327/377 12Kabupaten NiasGidoYa'atulo Gulö902, 62,7410-/170 13Kabupaten Nias BaratLahomiKhenoki Waruwu464, 61,998-/105 14Kabupaten Nias SelatanTeluk DalamHilarius 62,35352/459 15Kabupaten Nias UtaraLotuAmizaro 62,82111/112 16Kabupaten Padang LawasSibuhuanAli Sutan 68,64121/303 17Kabupaten Padang Lawas UtaraGunung TuaAndar Amin 70,1192/386 18Kabupaten Pakpak BharatSalakFranc Bernhard 8-/52 19Kabupaten SamosirPangururanVandiko 96/128 20Kabupaten Serdang BedagaiSei RampahDarma 176/237 21Kabupaten SimalungunRayaRadiapoh Hasiholan Sinaga 3227/386 22Kabupaten Tapanuli SelatanSipirokDolly Putra Parlindungan 1437/211 23Kabupaten Tapanuli TengahPandanElfin Elyas Nainggolan Pj. 2056/159 24Kabupaten Tapanuli UtaraTarutungNikson 1511/241 25Kabupaten TobaBaligePoltak 1613/231 26Kota Binjai-Amir Hamzah93, 537/- 27Kota Gunungsitoli-Lakhomizaro Zebua208, 63/98 28Kota Medan-Bobby Nasution279, 81,2121151/- 29Kota Padang Sidempuan-Irsan Efendi Nasution159, 637/42 30Kota Pematangsiantar-Susanti Dewayani75, 853/- 31Kota Sibolga-Jamaluddin Pohan11, 417/- 32Kota Tanjungbalai-Waris Thalib60, 631/- 33Kota Tebing Tinggi-Muhammad Dimiyathi Pj.39, 535/- Homepage/ Kementerian LITERASI DIGITAL KABUPATEN SIMALUNGUN - PROVINSI SUMATERA UTARA. Follow Us; November 26, 2021 November 26, 2021 by redaksi mediapost. LITERASI DIGITAL KABUPATEN SIMALUNGUN - PROVINSI SUMATERA UTARA. redaksi mediapost-Kementerian-1 views. Kamis, 25 November 2021, Jam 13.00 WIB.
Daftar Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera Utara – Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu Provinsi yang terletak di bagian Utara Pulau Sumetera, Provinsi yang sering disebut dengan singkatan SUMUT ini berbatasan dengan Provinsi Riau dan Provinsi Padang di sebelah Selatannya sedangkan di sebelah Utaranya berbatasan dengan Provinsi Aceh. Provinsi Sumatera Utara didirikan pada tanggal 7 Desember 1956 berdasarkan dasar hukum UU Nomor 24 Tahun 1956. Posisi Geografi Provinsi Sumatera Utara yang berada di wilayah Indonesia bagian Barat ini terletak di 1° – 4° Lintang Utara dan 98° – 100° Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi Sumatera Utara adalah atau sekitar 3,69% dari total luas wilayah seluruh Indonesia. Provinsi Sumutera Utara memiliki jumlah Penduduk sebanyak Jiwa. Suku Bangsa Provinsi Sumatera Utara diantaranya adalah Melayu, Karo, Simalungun, Pakpak/dairi, Batak, Toba, Mandaling dan Nias. Ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah Kota Medan. Wilayah Administrasi Provinsi Sumatera Utara dibagi menjadi 25 Kabupaten dan 8 Kota. Berikut ini adalah daftar 25 Kabupaten dan 8 Kota di Provinsi Sumatera Utara beserta Ibukota dan Luas wilayahnya. No. Kabupaten/Kota Ibu kota Luas wilayah 1 Kabupaten Asahan Kisaran km2 2 Kabupaten Batu Bara Limapuluh 922,20 km2 3 Kabupaten Dairi Sidikalang km2 4 Kabupaten Deli Serdang Lubuk Pakam km2 5 Kabupaten Humbang Hasundutan Dolok Sanggul km2 6 Kabupaten Karo Kabanjahe km2 7 Kabupaten Labuhanbatu Rantau Prapat km2 8 Kabupaten Labuhanbatu Selatan Kota Pinang km2 9 Kabupaten Labuhanbatu Utara Aek Kanopan km2 10 Kabupaten Langkat Stabat km2 11 Kabupaten Mandailing Natal Panyabungan km2 12 Kabupaten Nias Gunung Sitoli km2 13 Kabupaten Nias Barat Lahomi 473,73 km2 14 Kabupaten Nias Selatan Teluk Dalam km2 15 Kabupaten Nias Utara Lotu km2 16 Kabupaten Padang Lawas Sibuhuan km2 17 Kabupaten Padang Lawas Utara Gunung Tua km2 18 Kabupaten Pakpak Bharat Salak km2 19 Kabupaten Samosir Pangururan km2 20 Kabupaten Serdang Bedagai Sei Rampah km2 21 Kabupaten Simalungun Raya km2 22 Kabupaten Tapanuli Selatan Sipirok km2 23 Kabupaten Tapanuli Tengah Pandan km2 24 Kabupaten Tapanuli Utara Tarutung km2 25 Kabupaten Toba Samosir Balige km2 26 Kota Binjai Binjai Kota 59,19 km2 27 Kota Gunungsitoli Gunungsitoli 280,78 km2 28 Kota Medan Medan 265,00 km2 29 Kota Padang Sidimpuan Padangsidimpuan 114,66 km2 30 Kota Pematang Siantar Pematangsiantar 55,66 km2 31 Kota Sibolga Sibolga 41,31 km2 32 Kota Tanjung Balai Tanjungbalai 107,83 km2 33 Kota Tebing Tinggi Tebing Tinggi 31,00 km2 Sumber Luas Wilayah dikutip dari Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan Permendagri – situs Indonesialuas wilayahProfil ProvinsiprovinsiSumatera Utara
Jalanlintas Sumatera di Nagori (Desa) Janggir Leto, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, perlu diperbaiki secepatnya oleh pemerintah sebelum kerusakan
JasaKonsultansi Perencanaan Rehab Pagar Mess Harangguan Bolon LPSE Provinsi Sumatera Utara. Alamat : Jl. Pangeran Diponegoro No. 30 Kel. Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara: Satuan Kerja: BIRO UMUM SETDAPROVSU Nilai HPS Paket: Rp. 49.999.173,00: Jenis Kontrak: Lumsum: Lokasi Pekerjaan: Mess Pemprovsu Harongguan Bolon - Simalungun

lainnya Perkembangan volume ekspor kubis dari provinsi Sumatera Utara mengalami peningkatan selama delapan tahun berturut-turut mulai tahun 2005 sampai 2012. Komoditas kubis dari Kabupaten Simalungun merupakan salah satu produk sayuran yang digemari oleh pasar domestik dan importir dari Singapura. Volume

NoNama P4S Klasifikasi Alamat Komoditas; 1: Langkat Jaya: Pratama: Jl. Utama Desa Sukajadi, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara: Pertanian Terpadu hASVp.
  • 4zzlbj0yo6.pages.dev/410
  • 4zzlbj0yo6.pages.dev/883
  • 4zzlbj0yo6.pages.dev/327
  • 4zzlbj0yo6.pages.dev/142
  • 4zzlbj0yo6.pages.dev/37
  • 4zzlbj0yo6.pages.dev/793
  • 4zzlbj0yo6.pages.dev/417
  • 4zzlbj0yo6.pages.dev/7
  • 4zzlbj0yo6.pages.dev/377
  • 4zzlbj0yo6.pages.dev/935
  • 4zzlbj0yo6.pages.dev/456
  • 4zzlbj0yo6.pages.dev/668
  • 4zzlbj0yo6.pages.dev/494
  • 4zzlbj0yo6.pages.dev/169
  • 4zzlbj0yo6.pages.dev/885
  • mess provinsi sumatera utara kabupaten simalungun sumatera utara