arahantata ruang, baik dalam skala rumah (umah) maupun perumahan (desa). Dalam kajian ini, konsep-konsep tersebut dirumuskan ke dalam 4 atribut atau aspek dalam perumahan permukiman tradisional Bali, yaitu: aspek sosial, simbolis, morfologis dan fungsional. Kata Kunci: Perumahan Permukiman Tradisional Bali, Konsep, Pola. ABSTRACT
Menurut Kostof, arsitektur telah mulai ada pada saat manusia mampu mengolah lingkungan hidupnya. Pembuatan tanda-tanda di alam yang membentang tak terhingga itu untuk membedakan dengan wilayah lainnya. Tindakan untuk membuat tanda pada suatu tempat itu dapat dikatakan sebagai bentuk awal dari arsitektur. Pada saat itu manusia sudah mulai merancang sebuat tempat. Bentuk arsitektur pada masa pra-aksara dapat dilihat dari tempat hunian manusia pada saat itu. Mungkin kita sulit membayangkan atau menyimpulkan bentuk rumah dan bangunan yang berkembang pada masa pra-aksara saat itu. Dari pola mata pencaharian manusia yang sudah mengenal berburu dan melakukan pertanian sederhana dengan ladang berpindah memungkinkan adanya pola pemukiman yang telah menetap. Gambar-gambar dinding goa tidak hanya mencerminkan kehidupan sehari- Sumber Harry Widianto dan Truman Simanjuntak. 2011. Jejak Langkah Setelah Sangiran. Jawa Tengah Balai Pelastarian Situs Manusia Purba Sangiran. hari, tetapi juga kehidupan spiritual. Cap-cap tangan dan lukisan di goa yang banyak ditemukan di Papua, Maluku, dan Sulawesi Selatan dikaitkan dengan ritual penghormatan atau pemujaan nenek moyang, kesuburan, dan inisiasi. Gambar dinding yang tertera pada goa-goa mengambarkan pada jenis binatang yang diburu atau binatang yang digunakan untuk membantu dalam perburuan. Anjing adalah binatang yang digunakan oleh manusia pra-aksara untuk berburu binatang. Bentuk pola hunian dengan menggunakan penadah angin, menghasilkan pola menetap pada manusia masa itu. Pola hunian itu sampai saat ini masih digunakan oleh Suku Bangsa Punan yang tersebar di Kalimantan. Bentuk hunian itu merupakan bagian bentuk awal arsitektur di luar tempat hunian di goa. Secara sederhana penadah angin merupakan suatu konsep tata ruangan yang memberikan secara implisit memberikan batas ruang. Pada kehidupan dengan masyarakat berburu yang masih sangat tergantung pada alam, mereka lebih mengikut ritme dan bentuk geografis alam. Dengan demikian konsep ruang mereka masih kurang bersifat geometris teratur. Pola garis lengkung tak teratur seperti aliran sungai, dan pola spiral seperti route yang ditempuh mungkin adalah citra pola ruang utama mereka. Ruang demikian belum m e n g u t a m a k a n arah utama. Secara sederhana dapatlah kita lihat bahwa, pada masa pra- aksara konsep tata ruang, atau yang saat ini kita kenal dengan arsitektur itu sudah mereka kenal. Sumber Harry Widianto dan Truman Simanjuntak. 2011. Jejak Langkah Setelah Sangiran. Jawa Tengah Balai Pelastarian Situs Manusia Purba Sangiran. Gambar Pola Lukisan tangan yang ditemukan di Indonesia No. 1 2 3 4 5 6 7 Nama Alat Kegunaan Daerah Temuan Gambar/Lukiskan Uji Kompetensi 1. Coba kamu diskusikan, mengapa manusia purba membuat peralatan dari bebatuan, kayu, dan tulang? 2. Peralatan yang dibuat oleh manusia purba dari batu dapat digunakan sebagai alat serba guna, coba jelaskan dan beri contoh! 3. Coba kamu inventarisir alat-alat manusia purba pada zaman batu dan masukkan ke dalam tabel di bawah ini 4. Setelah selesai mengisi tabel di atas, kamu lukiskan dalam bentuk peta persebaran peralatan manusia purba! Setelah membaca secara keseluruhan bab ini marilah kita sama-sama menyimpulkan nilai-nilai apa yang dapat dipetik dari kehidupan masa lalu itu untuk kehidupan pada masa kini dan masa mendatang. 1. Untuk mempelajari sejarah awal manusia ahli sejarah bergantung pada disiplin arkeologi, geologi dan biologi dan cabang-cabang ilmu lainnya. Masa pra-aksara terbentang dari penemuan manusia pertama di planet bumi ini hingga ditemukannya tulisan. Cerita sejarahnya mulai sejak sekitar atau barangkali sekitar tahun lalu. 2. Pengetahuan tentang kehidupan manusia pra-aksara menyediakan jawaban tentang asalusul manusia dan kemanusiaan, serta keberadaan manusia di dunia dalam mencapai impiannya dan rintangan-rintangan yang dihadapinya. Sebagai sebuah bangsa, pembelajaran mengenai kehidupan manusia pra-aksara hendaknya menggugah kita untuk memperbarui pertanyaan klasik seperti, dari manakah kita berasal dan bagaimana evolusi perjalanan hidup manusia di masa lalu hingga mencapai suatu tahap sejarah ke tahap berikutnya? 3. Semakin sadar kita tentang asal usul dan evolusi yang dijalani nenek moyang di masa lampau, hendaknya semakin ingat pula kita tentang tugas dan tanggung jawab sebagai seorang peserta didik yang akan membangun bangsa ini. 4. Nenek moyang orang Indonesia di masa lampau telah menjalani sejarah yang amat panjang dan berat dengan segala tantangan zaman yang dihadapi pada masanya. Mereka telah mengalami evolusi atau transformasi sedemikian rupa yaitu, dari nomaden ke kehidupan menetap, dari mengumpulkan makanan dan berburu menjadi penghasil bahan makanan, dari ketergantungan total pada alam dan teknologi dalam bentuk manual kepada upaya menciptakan alat yang kian lama kian canggih, dan dari hidup berkelompok berdasarkan sistem kepemimpinan primus interpares ke susunan masyarakat yang lebih teratur. Semua itu berlangsung dengan cara yang tak mudah dan memakan waktu yang lama, bahkan ribuan tahun. 5. Perubahan-perubahan itu tidak mengalir begitu saja, tetapi dimulai dari reflesi berpikir dan gagasan hasil interaksi mereka dengan alam sekitar. Kondisi lingkungan yang berat mengajarkan bagaimana, misalnya, membuat alat yang tepat untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Dalam masyarakat, generasi yang lebih tua meneruskan tradisi dan pengalaman kolektifnya kepada yang lebih muda. Dengan akumulasi pengalaman kolektif itu mereka belajar meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. 6. Pencapaian prestasi yang diraih manusia modern dewasa ini telah mengubah dunia dengan cara yang mungkin tak terbayangkan oleh nenek moyang mereka di masa silam. Kehidupan modern dibayar dengan harga besarnya energi yang telah dikuras oleh manusia, baik itu yang tidak terbarui antara lain minyak bumi, gas, dan batubara maupun yang terbarui air, kayu, hutan dan lain-lain. Karena itu, seorang ahli ilmu hayat Tim Flannery menyebut manusia Homo sapiens zaman modern berbeda dengan nenek moyang mereka, karena mereka tidak lain adalah “pemangsa masa depan”. Julukan ini tidak salah apabila kita menghitung kembali kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh eksploitasi manusia hingga saat ini. Bahkan, sumberdaya alami antara lain tambang mineral, bahan bakar fosil, keindahan alam, hutan tropis, dan sumber daya lautan yang seharusnya bukan menjadi hak manusia saat ini, tetapi warisan bagi anak- cucu di masa mendatang, sudah mulai dimanfaatkan atau malah sudah dimakan habis. 7. Kekayaan sumber kearifan lokal zaman pra-aksara menyediakan inspirasi dan sekaligus peringatan bagi generasi kita bagaimana hubungan harmoni antara manusia dan alam tidak perlu menimbulkan malapetaka bagi manusia lain. Kekayaan alam pikir manusia pra-aksara jelas merupakan kearifan lokal yang harus terus menerus digali lagi dan bukan diremehkan. Mitos- mitos tentang awal penciptaan dunia dan asal-usul manusia dengan cerita yang berbeda-beda di berbagai suku bangsa, tidak hanya mengandung nilai pelajaran di dalamnya, tetapi juga, kalau ditelusuri lebih jauh, membawa pesan-pesan rasional yang sering disampaikan secara simbolik. Maka, di saat manusia modern hidup semakin individualistik, semakin terasa pula kebutuhan untuk menegakkan nilai-nilai kearifan lokal. Entah itu yang namanya berupa gotong royong, kekeluargaan dan kebersamaan. Itulah kebiasaan nenek moyang, misalnya, dalam rangka membangun kampung, mendirikan bangunan- bangunan dari batu besar atau megalitik. Tidak jarang pula para pemimpin kelompok sosial mengadakan pesta jasa sebagai bukti bahwa mereka dapat memberikan kesejahteraan bagi anggota masyarakatnya. Semua anggota masyarakat ikut terlibat dan secara bersama-sama melaksanakan upacara- upacara. Masyarakat yang telah merasakan kesejahteraan yang diberikan pemimpin akan membalas jasa itu dengan bergotong royong mengangkut dan mendirikan batu tegak prasasti bagi pemimpinnya. Di masa lampau, sifat gotong royong itu, tidak saja terlihat dalam mendirikan bangunan megalitik tetapi juga untuk pendirian rumah, upacara syukuran panen, serta upacara kematian. Apa pun bentuknya, pengalaman kolektif manusia pra-aksara adalah akar tunggang dari budaya Nusantara, yang tentunya dapat memperkuat budaya Indonesia modern dalam mengarungi globalisasi abad ke-21 ini. Gambar Relief yang mengambarkan aktifitas pandai logam Sumber Bambang Budi Utomo. 2010 Atlas Sejarah Indonesia Masa Klasik Hindu-Buddha. Jakarta Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
CN JAKARTA - Pandemi yang cukup lama melanda Indonesia saat ini telah banyak mempengaruhi gaya hidup dan aspek pada perkembangan perancangan arsitektur. Salah satunya terkait dengan desain bangunan hunian rumah tinggal, dimana rumah telah menjadi salah satu objek penting dalam kegiatan sehari-hari manusia terutama di masa pandemi yang memaksa orang untuk work from home.
62 Kelas X SMAMASMKMAK Edisi Revisi Semester 1 hari, tetapi juga kehidupan spiritual. Cap-cap tangan dan lukisan di goa yang banyak ditemukan di Papua, Maluku, dan Sulawesi Selatan dikaitkan dengan ritual penghormatan atau pemujaan nenek moyang, kesuburan, dan inisiasi. Gambar dinding yang tertera pada goa-goa mengambarkan pada jenis binatang yang diburu atau binatang yang digunakan untuk membantu dalam perburuan. Anjing adalah binatang yang digunakan oleh manusia pra-aksara untuk berburu binatang. Bentuk pola hunian dengan menggunakan penadah angin, menghasilkan pola menetap pada manusia masa itu. Pola hunian itu sampai saat ini masih digunakan oleh Suku Bangsa Punan yang tersebar di Kalimantan. Bentuk hunian itu merupakan bagian bentuk awal arsitektur di luar tempat hunian di goa. Secara sederhana penadah angin merupakan suatu konsep tata ruangan yang memberikan secara implisit memberikan batas ruang. Pada kehidupan dengan masyarakat berburu yang masih sangat tergantung pada alam, mereka lebih mengikut ritme dan bentuk geografis alam. Dengan demikian konsep ruang mereka masih kurang bersifat geometris teratur. Pola garis lengkung tak teratur seperti aliran sungai, dan pola spiral seperti route yang ditempuh mungkin adalah citra pola ruang utama mereka. Ruang demikian belum m e n g u t a m a k a n arah utama. Secara sederhana dapatlah kita lihat bahwa, pada masa pra- aksara konsep tata ruang, atau yang saat ini kita kenal dengan arsitektur itu sudah mereka kenal. Sumber Harry Widianto dan Truman Simanjuntak. 2011. Jejak Langkah Setelah Sangiran. Jawa Tengah Balai Pelastarian Situs Manusia Purba Sangiran. Gambar Pola Lukisan tangan yang ditemukan di Indonesia 63 Sejarah Indonesia No. 1 2 3 4 5 6 7 Nama Alat Kegunaan Daerah Temuan GambarLukiskan Uji Kompetensi 1. Coba kamu diskusikan, mengapa manusia purba membuat peralatan dari bebatuan, kayu, dan tulang? 2. Peralatan yang dibuat oleh manusia purba dari batu dapat digunakan sebagai alat serba guna, coba jelaskan dan beri contoh 3. Coba kamu inventarisir alat-alat manusia purba pada zaman batu dan masukkan ke dalam tabel di bawah ini 4. Setelah selesai mengisi tabel di atas, kamu lukiskan dalam bentuk peta persebaran peralatan manusia purba 64 Kelas X SMAMASMKMAK Edisi Revisi Semester 1 Setelah membaca secara keseluruhan bab ini marilah kita sama-sama menyimpulkan nilai-nilai apa yang dapat dipetik dari kehidupan masa lalu itu untuk kehidupan pada masa kini dan masa mendatang. 1. Untuk mempelajari sejarah awal manusia ahli sejarah bergantung pada disiplin arkeologi, geologi dan biologi dan cabang-cabang ilmu lainnya. Masa pra-aksara terbentang dari penemuan manusia pertama di planet bumi ini hingga ditemukannya tulisan. Cerita sejarahnya mulai sejak sekitar atau barangkali sekitar tahun lalu. 2. Pengetahuan tentang kehidupan manusia pra-aksara menyediakan jawaban tentang asalusul manusia dan kemanusiaan, serta keberadaan manusia di dunia dalam mencapai impiannya dan rintangan-rintangan yang dihadapinya. Sebagai sebuah bangsa, pembelajaran mengenai kehidupan manusia pra-aksara hendaknya menggugah kita untuk memperbarui pertanyaan klasik seperti, dari manakah kita berasal dan bagaimana evolusi perjalanan hidup manusia di masa lalu hingga mencapai suatu tahap sejarah ke tahap berikutnya? 3. Semakin sadar kita tentang asal usul dan evolusi yang dijalani nenek moyang di masa lampau, hendaknya semakin ingat pula kita tentang tugas dan tanggung jawab sebagai seorang peserta didik yang akan membangun bangsa ini. 4. Nenek moyang orang Indonesia di masa lampau telah menjalani sejarah yang amat panjang dan berat dengan segala tantangan G. Kesimpulan 65 Sejarah Indonesia zaman yang dihadapi pada masanya. Mereka telah mengalami evolusi atau transformasi sedemikian rupa yaitu, dari nomaden ke kehidupan menetap, dari mengumpulkan makanan dan berburu menjadi penghasil bahan makanan, dari ketergantungan total pada alam dan teknologi dalam bentuk manual kepada upaya menciptakan alat yang kian lama kian canggih, dan dari hidup berkelompok berdasarkan sistem kepemimpinan primus interpares ke susunan masyarakat yang lebih teratur. Semua itu berlangsung dengan cara yang tak mudah dan memakan waktu yang lama, bahkan ribuan tahun. 5. Perubahan-perubahan itu tidak mengalir begitu saja, tetapi dimulai dari reflesi berpikir dan gagasan hasil interaksi mereka dengan alam sekitar. Kondisi lingkungan yang berat mengajarkan bagaimana, misalnya, membuat alat yang tepat untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Dalam masyarakat, generasi yang lebih tua meneruskan tradisi dan pengalaman kolektifnya kepada yang lebih muda. Dengan akumulasi pengalaman kolektif itu mereka belajar meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. 6. Pencapaian prestasi yang diraih manusia modern dewasa ini telah mengubah dunia dengan cara yang mungkin tak terbayangkan oleh nenek moyang mereka di masa silam. Kehidupan modern dibayar dengan harga besarnya energi yang telah dikuras oleh manusia, baik itu yang tidak terbarui antara lain minyak bumi, gas, dan batubara maupun yang terbarui air, kayu, hutan dan lain-lain. Karena itu, seorang ahli ilmu hayat Tim Flannery menyebut manusia Homo sapiens zaman modern berbeda dengan nenek moyang mereka, karena mereka tidak lain adalah “pemangsa masa depan”. Julukan ini tidak salah apabila kita menghitung kembali kerusakan lingkungan yang diakibatkan
B0Gvc. 4zzlbj0yo6.pages.dev/2794zzlbj0yo6.pages.dev/294zzlbj0yo6.pages.dev/2374zzlbj0yo6.pages.dev/474zzlbj0yo6.pages.dev/1284zzlbj0yo6.pages.dev/3814zzlbj0yo6.pages.dev/5034zzlbj0yo6.pages.dev/8004zzlbj0yo6.pages.dev/9054zzlbj0yo6.pages.dev/5264zzlbj0yo6.pages.dev/154zzlbj0yo6.pages.dev/4854zzlbj0yo6.pages.dev/324zzlbj0yo6.pages.dev/8304zzlbj0yo6.pages.dev/587
konsep ruang pada hunian arsitektur